Kata kamu,
-
kalo ga ada kamu tadi ga bisa fotoin sandal buat hasna,
kalo ga ada kamu tadi hp aku mati, kelaperan sendirian,
kalo ga ada kamu tadi aku ga mungkin ketawa-ketawa.
-
Tapi, tadi, sebelum aku memutuskan untuk pergi,
aku tidak tau kalau kamu akan fotoin sandal buat hasna,
aku tidak tau kalau hp kamu akan mati, dan kelaperan sendirian,
aku tidak tau kalau kedatanganku bisa membuatmu ketawa-ketawa,
lebih dari itu,
aku hanya ingin selalu ada.
"Siapa itu?", bantinku berbisik ketika melihat seorang wanita keluar dari masjid bersamaan dengan aku yang masih sibuk mencari sendal. Cantik, tanpa rambut terlihat, karena memang masih menggunakan mukena.
Waktu itu menunjukkan pukul 05.12 pagi, udara di luar begitu dingin. "Jadi kepikiran. Baru liat cewek itu, siapa ya.", aku yang sedang melamun di depan teras. Seperti biasa; menanti fajar, lalu mandi dan bersiap-siap untuk sekolah.
Bosan.. Rutinitas yang terlalu monoton. Ingin rasanya waktu cepat berlalu, sampai subuh tiba. "Satrio, coba ulangi penjelasan ibu tadi, ngelamun aja". Siapa yang nggak shock ditanya mendadak gitu, apalagi daritadi emang gak dengerin apa yang dijelasin sama guru. Yah, udah biasa buat pelajar hal yang kayak gitu mah. Dikira lucu mungkin, yang lain malah ketawa liat temennya gelagapan ditanya guru.
Siapa bilang kehidupan di SMA enak, cuma seputar cinta-cinta gitu doang. Ngomong sama sutradara-sutradara ftv sana!
Rumah emang tujuan paling sempurna buat seorang pelajar yang bosan akan rutinitas-rutinitasnya di sekolah.
Pikiranku kembali melayang pada satu wanita yang benar-benar mengalihkanku ba'da subuh tadi. Ashar, maghrib, isya, batang hidungnya pun gak nampak. Benar-benar bikin penasaran.
Apa ini namanya cinta? Nggak mungkin, cinta gak mungkin timbul sesingkat itu. Bahkan, untuk dibilang cinta pada pandangan pertama pun gak mungkin, karena cuma aku yang melihatnya. Tidak saling memandang.
Waktu menunjukkan 04.43 pagi, saatnya bersiap ke masjid. Subuh kali ini aku lebih bersemangat, hati tau alasannya, logika yang membingungkannya.
Kecewa, pas ternyata dia gak ke masjid subuh itu. Aku kembali menanti fajar, pun kembali melamunkannya, "Kemana dia?".
Bisa gila lama-lama mikirin wanita itu. Mungkin jalan-jalan sebentar bisa membuyarkan lamunanku. Tiba-tiba, terhenti aku pada satu taman dekat rumah.
Aku duduk dibangku taman yang memang sudah disediakan untuk para pengunjung. "Sayang banget, jamaahannya udah bubar.", suatu suara membuyarkan lamunanku.
Entah sudah menebak atau cuma perasaan karena ingin ketemu saja, wanita cantik itu yang telah membuyarkan lamunanku barusan.
Aku senyum tanpa bisa berkata apa-apa.
"Lagi ngapain?", pertanyaannya yang kemudian membuatku melempar pandangan yang daritadi melihat wanita itu tanpa berkedip. "Mmm.. Menanti fajar, juga menanti seseorang.".
"Aku temenin ya?". Aku cuma bisa mengangguk dan menahan rasa gembira. Terlihat banget saltingnya. Yah, udah biasa salting-salting dikit mah. Dia juga pasti bisa tau kalo cowok yang di sebelahnya itu lagi salting.
"Alhamdulillah.", aku, beberapa saat setelah matahari terbit.
"Kenapa? Fajar bukannya selalu terlihat seperti ini ya setiap pagi? Aku saja bosan."
"Ya, tapi pagi ini lebih dari hanya sekedar melihat fajar saja."
"Lalu?", timpalnya.
"Aku bersyukur. Pada akhirnya, dua penantianku tidak ada yang sia-sia. Menanti fajar, juga menantimu.". Dia tersenyum.
Pagi itu, fajar terlihat lebih indah dari pagi-pagi sebelumnya.
Waktu itu menunjukkan pukul 05.12 pagi, udara di luar begitu dingin. "Jadi kepikiran. Baru liat cewek itu, siapa ya.", aku yang sedang melamun di depan teras. Seperti biasa; menanti fajar, lalu mandi dan bersiap-siap untuk sekolah.
Bosan.. Rutinitas yang terlalu monoton. Ingin rasanya waktu cepat berlalu, sampai subuh tiba. "Satrio, coba ulangi penjelasan ibu tadi, ngelamun aja". Siapa yang nggak shock ditanya mendadak gitu, apalagi daritadi emang gak dengerin apa yang dijelasin sama guru. Yah, udah biasa buat pelajar hal yang kayak gitu mah. Dikira lucu mungkin, yang lain malah ketawa liat temennya gelagapan ditanya guru.
Siapa bilang kehidupan di SMA enak, cuma seputar cinta-cinta gitu doang. Ngomong sama sutradara-sutradara ftv sana!
Rumah emang tujuan paling sempurna buat seorang pelajar yang bosan akan rutinitas-rutinitasnya di sekolah.
Pikiranku kembali melayang pada satu wanita yang benar-benar mengalihkanku ba'da subuh tadi. Ashar, maghrib, isya, batang hidungnya pun gak nampak. Benar-benar bikin penasaran.
Apa ini namanya cinta? Nggak mungkin, cinta gak mungkin timbul sesingkat itu. Bahkan, untuk dibilang cinta pada pandangan pertama pun gak mungkin, karena cuma aku yang melihatnya. Tidak saling memandang.
Waktu menunjukkan 04.43 pagi, saatnya bersiap ke masjid. Subuh kali ini aku lebih bersemangat, hati tau alasannya, logika yang membingungkannya.
Kecewa, pas ternyata dia gak ke masjid subuh itu. Aku kembali menanti fajar, pun kembali melamunkannya, "Kemana dia?".
Bisa gila lama-lama mikirin wanita itu. Mungkin jalan-jalan sebentar bisa membuyarkan lamunanku. Tiba-tiba, terhenti aku pada satu taman dekat rumah.
Aku duduk dibangku taman yang memang sudah disediakan untuk para pengunjung. "Sayang banget, jamaahannya udah bubar.", suatu suara membuyarkan lamunanku.
Entah sudah menebak atau cuma perasaan karena ingin ketemu saja, wanita cantik itu yang telah membuyarkan lamunanku barusan.
Aku senyum tanpa bisa berkata apa-apa.
"Lagi ngapain?", pertanyaannya yang kemudian membuatku melempar pandangan yang daritadi melihat wanita itu tanpa berkedip. "Mmm.. Menanti fajar, juga menanti seseorang.".
"Aku temenin ya?". Aku cuma bisa mengangguk dan menahan rasa gembira. Terlihat banget saltingnya. Yah, udah biasa salting-salting dikit mah. Dia juga pasti bisa tau kalo cowok yang di sebelahnya itu lagi salting.
"Alhamdulillah.", aku, beberapa saat setelah matahari terbit.
"Kenapa? Fajar bukannya selalu terlihat seperti ini ya setiap pagi? Aku saja bosan."
"Ya, tapi pagi ini lebih dari hanya sekedar melihat fajar saja."
"Lalu?", timpalnya.
"Aku bersyukur. Pada akhirnya, dua penantianku tidak ada yang sia-sia. Menanti fajar, juga menantimu.". Dia tersenyum.
Pagi itu, fajar terlihat lebih indah dari pagi-pagi sebelumnya.
Black Mamba..
Kenapa gue ngebuka postingan ini dengan 'black mamba'? Gak tau gue juga, lagi seneng aja ngomong gitu. Tapi ngomongnya pake logat minion yang ada di megamind ya, bukan yang ada di despicable me!
Damn!
Udah Setahun lebih gue gak ngeblog. Rasanya kayak.. Rasanya kayak.. Udah setahun lebih gak ngeblog.
Btw, akhir-akhir ini gue nemuin socmed yang lumayan asiklah kalo lagi iseng, yaituu.. ask.fm. Tau kan? Itu loh, yang bisa nanya sendiri jawab sendiri.
Username gue di ask.fm: Muntazeri
Yang keren dari ask.fm itu kita bisa nanya mantan/gebetan/mantan gebetan tanpa ketauan siapa penanyanya. Penemuan terbaik sepanjang sejarah dunia maya!
Buat kalian yang kepo sekarat (lebih dari setengah mati), pas banget nih pake socmed yang satu ini. Kalo di twitter dibilang "kepo banget sih", di ask.fm ini gak berlaku tuh kata-kata itu, kalo masih bilang gitu, tinggal bilang ini aja: "kalo gak mau dikepoin, gak usah main ask.fm lo!". Diem-diem dah tuh.
Tapi se-nggak-ketauan-gak-ketauan-nya si penanya, tetep aja gue gak berani buat nanya-nanya ke gebetan. Nyali gue sama triplek masih tebelan triplek kali.
Setelah ngumpulin nyali, akhirnya gue berani juga nanya-nanya ke calon gebetan. Yeah! Yah, meskipun harus bikin akun baru yang gak ada identitas guenya sama sekali sih. Yaudah lah ya, yang penting bisa ngobrol, meskipun dia gak tau siapa gue.
Capalah aquw ni.
Note: Pokoknya socmed ini rekomendasi banget buat kalian para penikmat jatuh cinta dalam diam.
Kenapa gue ngebuka postingan ini dengan 'black mamba'? Gak tau gue juga, lagi seneng aja ngomong gitu. Tapi ngomongnya pake logat minion yang ada di megamind ya, bukan yang ada di despicable me!
Damn!
Udah Setahun lebih gue gak ngeblog. Rasanya kayak.. Rasanya kayak.. Udah setahun lebih gak ngeblog.
Btw, akhir-akhir ini gue nemuin socmed yang lumayan asiklah kalo lagi iseng, yaituu.. ask.fm. Tau kan? Itu loh, yang bisa nanya sendiri jawab sendiri.
Username gue di ask.fm: Muntazeri
Yang keren dari ask.fm itu kita bisa nanya mantan/gebetan/mantan gebetan tanpa ketauan siapa penanyanya. Penemuan terbaik sepanjang sejarah dunia maya!
Buat kalian yang kepo sekarat (lebih dari setengah mati), pas banget nih pake socmed yang satu ini. Kalo di twitter dibilang "kepo banget sih", di ask.fm ini gak berlaku tuh kata-kata itu, kalo masih bilang gitu, tinggal bilang ini aja: "kalo gak mau dikepoin, gak usah main ask.fm lo!". Diem-diem dah tuh.
Tapi se-nggak-ketauan-gak-ketauan-nya si penanya, tetep aja gue gak berani buat nanya-nanya ke gebetan. Nyali gue sama triplek masih tebelan triplek kali.
Setelah ngumpulin nyali, akhirnya gue berani juga nanya-nanya ke calon gebetan. Yeah! Yah, meskipun harus bikin akun baru yang gak ada identitas guenya sama sekali sih. Yaudah lah ya, yang penting bisa ngobrol, meskipun dia gak tau siapa gue.
Capalah aquw ni.
Note: Pokoknya socmed ini rekomendasi banget buat kalian para penikmat jatuh cinta dalam diam.
Ya! Karna kebetulan hari ini Sabtu Malem, dan gue juga.. (gue ngga mau nyebut 'Jomblo'), gue mau galau. Kenapa gue bilang 'kebetulan'? Karna sabtu malem adalah jadwal gue untuk galau. Dan karna gue baik hati. Gue mau ngajak kalian untuk ikutan galau. Umm.. mungkin lebih tepatnya, gue ngga mau galau sendirian. Makanya gue ngebuat beberapa penggalauan. Muahuahahahaha
Penggalauan ini gue persembahkan, untuk para.. (gue ngga mau nyebut 'Jomblo') yg lagi suka sama seseorang, tapi, udah dimiliki sama orang lain..
"Aku suka kamu, kamu suka dia".
Merenunglah..
Kenapa yang harus kamu gandeng setiap jalan itu dia. Kenapa bukan aku? #penggalauan
Kenapa timeline yang harus kamu cek setiap hari itu timeline dia. Kenapa bukan timeline aku? #penggalauan
Kenapa yang harus kamu sms setiap malam untuk bilang "selamat malam" itu dia. Kenapa bukan aku? #penggalauan
Penggalauan ini gue persembahkan, untuk para.. (gue ngga mau nyebut 'Jomblo') yg lagi suka sama seseorang, tapi, udah dimiliki sama orang lain..
"Aku suka kamu, kamu suka dia".
Merenunglah..
Kenapa yang harus kamu gandeng setiap jalan itu dia. Kenapa bukan aku? #penggalauan
Kenapa timeline yang harus kamu cek setiap hari itu timeline dia. Kenapa bukan timeline aku? #penggalauan
Kenapa yang harus kamu sms setiap malam untuk bilang "selamat malam" itu dia. Kenapa bukan aku? #penggalauan
Kenapa foto yang harus kamu liat di facebook setiap hari itu foto dia. Kenapa bukan foto aku? #penggalauan
Kenapa yang harus kamu impi-impikan itu dia. Kenapa bukan aku? #penggalauan
Kenapa jadi gue yang tambah galau?
Kenapa jadi gue yang tambah galau?
Monyet
Udah deh, nanti gue lanjut lagi ya..
to be continued..
Ya! Selamat pagi pembaca..
Barusan gue abis nyuci sepatu gue. (Terus kenapa, setan!)
Pas gue lagi nyuci, gue baru inget. Gue mau ngepost kejadian kemaren. Sebelum ingetan gue luntur. Gue cepet2 nyelesein nyucinya, terus langsung ngepost. Gue juga ngga tau. Ini ingetan atau pakaian. Pake luntur segala.
Jadi gini, kemaren malem, umm.. gue juga lupa tanggal berapanya. Gue beli martabak deket rumah gue. Sebelom berangkat, gue make Parfum Adidas. Kan kali aja, ada cewek yang kegaet sama parfum gue itu. Mudah2an aja. Yaa.. udah lumayan lama juga gue ngga beli martabak di situ. Pas dateng, gue langsung mesen Martabak Super. Bukan. Ini bukan Martabaknya Mario Teguh. Martabak super di sini, maksudnya martabak 4 telor.
Pas gue mesen, wajah penjualnya kayak seneng banget. Semacam dua hati yg udah lama terpisah, kemudian setelah sekian lama terpisah, akhirnya bertemu juga. Kalo dibuat cerita, judulnya bakal gue buat. "Penjual martabak yang tertukar". Gue emang ngga bakat ngasih judul suatu film.
Kalo gue baca pikirannya kayaknya dia ngomong gini, "Akhirnya. Akhirnya lo dateng ke sini juga, sat.. Udah lama banget lo ngga ke sini..", terus nanti gue jawab, "Iya bang, gue udah ke sini. Gue beli martabak elo bang!!! Gue beli!!!"
Dramatis
Gue langsung duduk di tempat duduk yg udah di sediakan. Ngga beberapa lama, ada sepasang orang tua naek motor dan berhenti di tempat martabak. Lebih tepatnya sepasang bapa tua dan ibu tua. Ibu tua itu turun duluan, karna beliau yg dibonceng.
Romantis.
Beliau langsung duduk di sebelah gue. Gue diem. Ngga beberapa lama, bapa tua itu turun. Gue sempet curiga, jangan-jangan beliau bapa bapa tua yang pernah digosipkan sebagai bapa bapa tua yg menyamar sebagai Justin Bieber. Tapi, yang pasti adalah bapa bapa itu sudah tua.
Bapa tua itu mendekat. Tadinya gue mau langsung ngomong, "Ngga pa! Istri bapa, belom saya apa-apain! Sumpah pa!!! Belom!!!", Terus bapa tua itu bilang, "Ngga nak, saya tau kamu anak baik. Kamu ngga mungkin ngapa2in istri saya". Dramatis. Judulnya masih dalam judul yg sama. "Penjual martabak yang tertukar" Gue yakin, film ini pasti dapet Piala Oscar.
Ibu tua itu menggeser, bapa tua itu duduk di sebelah gue. Gue tetep diem.
Tiba2 bapa tua itu nanya..
"Lagi beli?" Bapa tua
"Hah? Iya.. Hehe" Gue masang muka bego
"Beli apa?" Bapa tua. Ini maksudnya apa. Udah tau lagi di tempat martabak. Pake ditanya, mau beli apa..
"Beli martabak pa.. Hehe" Gue
"Emang di rumah belom makan ya? Hehe" Bapa tua. Ini ya, yg namanya kepo.
"Hehe udah pa, ini iseng aja" Gue
Pesenan gue udah dateng. Sebelum pergi, gue cuma bilang ke bapa tua itu, "Mari pa..". Gue langsung cabut.
Gue ngerasa salah make Parfum Adidas itu. Bukannya cewek yg nanya-nanya ke gue. Malah si Justin Bieber itu. Sial!
Barusan gue abis nyuci sepatu gue. (Terus kenapa, setan!)
Pas gue lagi nyuci, gue baru inget. Gue mau ngepost kejadian kemaren. Sebelum ingetan gue luntur. Gue cepet2 nyelesein nyucinya, terus langsung ngepost. Gue juga ngga tau. Ini ingetan atau pakaian. Pake luntur segala.
Jadi gini, kemaren malem, umm.. gue juga lupa tanggal berapanya. Gue beli martabak deket rumah gue. Sebelom berangkat, gue make Parfum Adidas. Kan kali aja, ada cewek yang kegaet sama parfum gue itu. Mudah2an aja. Yaa.. udah lumayan lama juga gue ngga beli martabak di situ. Pas dateng, gue langsung mesen Martabak Super. Bukan. Ini bukan Martabaknya Mario Teguh. Martabak super di sini, maksudnya martabak 4 telor.
Pas gue mesen, wajah penjualnya kayak seneng banget. Semacam dua hati yg udah lama terpisah, kemudian setelah sekian lama terpisah, akhirnya bertemu juga. Kalo dibuat cerita, judulnya bakal gue buat. "Penjual martabak yang tertukar". Gue emang ngga bakat ngasih judul suatu film.
Kalo gue baca pikirannya kayaknya dia ngomong gini, "Akhirnya. Akhirnya lo dateng ke sini juga, sat.. Udah lama banget lo ngga ke sini..", terus nanti gue jawab, "Iya bang, gue udah ke sini. Gue beli martabak elo bang!!! Gue beli!!!"
Dramatis
Gue langsung duduk di tempat duduk yg udah di sediakan. Ngga beberapa lama, ada sepasang orang tua naek motor dan berhenti di tempat martabak. Lebih tepatnya sepasang bapa tua dan ibu tua. Ibu tua itu turun duluan, karna beliau yg dibonceng.
Romantis.
Beliau langsung duduk di sebelah gue. Gue diem. Ngga beberapa lama, bapa tua itu turun. Gue sempet curiga, jangan-jangan beliau bapa bapa tua yang pernah digosipkan sebagai bapa bapa tua yg menyamar sebagai Justin Bieber. Tapi, yang pasti adalah bapa bapa itu sudah tua.
Bapa tua itu mendekat. Tadinya gue mau langsung ngomong, "Ngga pa! Istri bapa, belom saya apa-apain! Sumpah pa!!! Belom!!!", Terus bapa tua itu bilang, "Ngga nak, saya tau kamu anak baik. Kamu ngga mungkin ngapa2in istri saya". Dramatis. Judulnya masih dalam judul yg sama. "Penjual martabak yang tertukar" Gue yakin, film ini pasti dapet Piala Oscar.
Ibu tua itu menggeser, bapa tua itu duduk di sebelah gue. Gue tetep diem.
Tiba2 bapa tua itu nanya..
"Lagi beli?" Bapa tua
"Hah? Iya.. Hehe" Gue masang muka bego
"Beli apa?" Bapa tua. Ini maksudnya apa. Udah tau lagi di tempat martabak. Pake ditanya, mau beli apa..
"Beli martabak pa.. Hehe" Gue
"Emang di rumah belom makan ya? Hehe" Bapa tua. Ini ya, yg namanya kepo.
"Hehe udah pa, ini iseng aja" Gue
Pesenan gue udah dateng. Sebelum pergi, gue cuma bilang ke bapa tua itu, "Mari pa..". Gue langsung cabut.
Gue ngerasa salah make Parfum Adidas itu. Bukannya cewek yg nanya-nanya ke gue. Malah si Justin Bieber itu. Sial!
Halo Pembaca!
Kayaknya udah lama banget gue ngga ngeblog.
Ya! Gue abis ngobrak-ngabrik blog gue ini. Banyak post yg ngga penting terus gue hapus. Gue tau, dibilang ngga penting itu ngga enak. Maaf kan aku 'Post'..
Pernah sekali kejadian..
"De, ini fotonya kalo ada yang ngga penting dihapus aja" Bokap
"Yang ini dihapus, pa?" Gue sotoy
"Ngga, maksudnya, ada ngga foto Rio di situ?" Bokap
#jleb #nyes #bleeggeeeerrrr
Setidak pentingnya itu kah gue?!
Hina sekali.
Gue ngerasa hina sekali.
Okeh, balik ke ngobrak-ngabrik blog. Gue sampe ngeganti template. Post gue hapusin. Emang bukan urusan elo sih, iya udah deh, gue pulang aja. Oiya, berhubung gue sangat amat kebelet gaul. Saking kebeletnya, twitter gue, gue tempelin di blog gue. Gue tempel dimana-mana. Sampe lo bisa liat burung yg terbang-terbangan di blog gue. Coba aja dipencet burungnya. Tapi yg dimaksud 'burung' di sini bukan 'titit' ya.
Tapi, di twitter ini gue ngerasa ditindak tidak adilkan. Gue udah buat account twitter dari 23 Desember 2009. Tapi, followers-nya masih dikit banget! Sedangkan ada yg baru buat September 2011 kemaren, followers-nya udah puluh ribuan.
Brengsek
Ini bener-bener diskriminasi, gue bener-bener ngerasa apa ya, gue sampe ngga bisa mengucapkan apa-apa lagi, selain emang gue udah ngga tau mau ngomong apa. Ya, bagi elo yg followers-nya masih dikit, atau followingnya lebih banyak dari followers-nya, gue ngerti perasaan lo. Oiya, jangan harap gue mau jelasin apa itu 'diskriminasi'.
Cukup ya. Dahhhh Dadahhhhhhhhh.
Sebelum kita bertanya, kita harus memikirkan apa yang mau kita tanyakan, jangan asal maen tanya aja! Kalo ngga mau bernasib kayak gue.
Monyet.
Keluarga gue abis pulang dari RS jenguk sepupu gue yang abis kecelakaan sepeda, pulangnya keluarga gue makan dipenjara restoran sunda, idih.. Enaknya keterlaluan. Apalagi gue kan lahir di Bekasi. Oke, gue juga ngga tau apa hubungannya. Udah kenyang kita langsung pulang, karna emang jadwal gue bersih-bersih bukan hari itu, eh, ini maksudnya, eh, harga cabe di pasaran udah turun belom ya.
Keluarga gue abis pulang dari RS jenguk sepupu gue yang abis kecelakaan sepeda, pulangnya keluarga gue makan di
Pas lagi di jalan..
"Wah ada yang ditilang!" Bokap
"Wah iya, pake motor sport lagi!" Gue
"Makanya kita mah, jangan pernah ngelanggar deh" Bokap
"Wah ada yang ditilang!" Bokap
"Wah iya, pake motor sport lagi!" Gue
"Makanya kita mah, jangan pernah ngelanggar deh" Bokap
"Kalo ngga ngelanggar peraturan lalu lintas, tapi ngga pake helm gapapa, ya?" Gue dengan muka polos. Tolong ngga usah dibayangin muka polos gue kayak gimana ya.
"Kan ngga pake helm sama aja ngelanggar" Bokap
"Oh iya ya.." Gue
"Kan ngga pake helm sama aja ngelanggar" Bokap
"Oh iya ya.." Gue
Kemudian hening.
Bego.
Langganan:
Postingan (Atom)
- Follow Us on Twitter!
- "Join Us on Facebook!
- RSS
Contact